UPDATE 29 Februari 2016
Harga Tiket Masuk : tersebut di bawah.
Bismillah. Selagi masih pagi, cuaca cerah, waktu yang tepat segera berkemas, kalau berangkat siang khawatir kejebak maceeet apalagi weekend ... Ikut yuk ngetrek ke Gunung Tangkuban Parahu, masih sekitar Bandung.
|
Kawah Ratu.
Yang di belakang asap ngepul jauuuuh itu Kawah Upas |
Lokasi Gunung tangkuban Parahu tepatnya masuk kedalam wilayah Kabupaten Subang, 45 menit dari Bandung, Jawa Barat. Terletak di ketinggian sekitar 2.084 m dpl, jadi lumayan dingin udaranya. Kata nenek moyang baheula dalam kurun waktu 1,5 abad pernah terjadi beberapa kali letusan.
Masa istirahat gunung Tangkuban Parahu cukup panjang yaitu sekitar 30-70 tahun sekali. Gunung Tangkuban Parahu masih aktif, namun sejak abad ke-19 tidak pernah menampakkan aktifitas erupsi magmatik yang berarti seperti letusan dengan mengeluarkan laharnya, Tahun ini ada sih menunjukkan keaktifannya, batuk2 dikit ... yaiu berupa letusan abu tanpa aliran lava pijar, terbatas sebarannya hanya di sekitar puncak saja. Biasanya segera pulih normal kembali. Pengelola wisata tanggap cepat memberikan warning, dan menutup lokasi, wisatawan dilarang berkunjung. Sementara saja sih beberapa hari batuknya si gunung sembuh. Lokasi pun dibuka kembali siap menerima wisatawan.
|
Go-ojek kuda maaang ... |
Kawah : terdapat 3 kawah.
1. Kawah Domas : dapat dicapai dengan jalan kaki, lumayan cukup jauh sekitar 1,5 km. Di kawah Domas dapat tes masukkan terlur ... sekejap langsung deh matang. Dapat juga menikmati bongkahan belerang yang banyak di sekitar kawah.
2. Kawah Ratu : terletak di tengah lokasi, di pusat keramain pengunjung. Kawah ini sangat curam, merupakan kawah terbesar dengan diameter sekitar 800 x 700 m. Pengunjung dapat menikmatinya sambil berfoto. Mau naik kuda tersedia, tawar saja, saya waktu itu bayar ongkos naik kuda 15 rebu,
3. Kawah Upas : berada di balik Kawah Ratu, nun jauuuuh di sana, ditempuh dengan berjalan kaki menapaki deretan tangga yang menanjak. Siapkan energi untuk ke sini.
Souvenir Shop
Sambil menikmati eksotika Tangkuban Parahu, kita bisa berbelanja souvenir, maupun jajajan khas. Hati-hati harga yang ditawarkan bisa mencapai berlipat,.. ingin membeli? Tawarlah supaya anda tidak menyesal. Saya tertarik dengan kayu batik, yang unik dengan motif batiknya yang aseli dari serat kayu yang membentuk motif batik ... masya Allah.
Di area souvenir shop, tertata rapi berbagai souvenir antara lain: sweater, t'shirt, topi n tas bulu kelinci, tas rajut, jaket. hiasan dinding, aneka gantungan kunci dari ukiran kayu, bebatuan, banyaaaaak ba
nget macamnya.
Pojok tanaman hias juga ada dengan berbagai tanaman menarik, bonsai, dll.
Berdekatan dengan Posko Informasi terdapat bangunan unik sebuah mushola saya sebut saja "Blue Mosque" dikarenakan warna bangunan yang biru sungguh eye catching.
Saya ngeborong tempat tissue berbentuk kelinci lucu berbulu lebat.
Aku Tertipu uuugh ...
Saat saya asyik lihat2 bebatuan yang terlihat sangat indah, ditambah lagi dengan si akang tukang dagang yang sangat meyakinkan menarik pembeli. Sayapun kepincut membeli bongkahan kecil imut, batu, yang "bling-bling" dengan butiran halus yang gemerlap.
*** Aseli ini Neng, posil belerang (kebayang usianya ribuan tahun). Tah tingalikeun batunya oge kinclong komo kena sinar *** ceuk tukang dagang teh.
: … " aseli ini mbak, fosil batu belerang (kebyang usianya ribuan tahun). Tuh coba lihat batunya juga kemilau apalagi kena sinar .." kata pedagang..
|
masya allah, bagus pisan ... itu teh batu? |
Lalu saya jadikan pajangan di rumah. Namun setelah beberapa lama ... lalu saya perhatikan lagi tuh batu, saya gosok2 pinggirnya ... hahaahhahhhh itu serbuk yang "bling-bling" langsung pada ngaburudhul berjatuhan ... ternyata palsuuuu ... itu batu belerang biasa, yang dilapis (ditempelin) dg serbuk seperti serbuk kaca, hingga menimbulkan kilauan cahaya. Beuh emang enak kena tipu?!
Dhuh ... wahai tukang dagang. Bertobatlah smoga Allah mengampuni. Berdaganglah yang jujur akan membawa berkah, rizkipun bertambah, insya Allah. Pengunjung mohon ber- hati2 dan teliti sebelum membeli.
Jajanan Khas
Jangan lewatkan cicipi juga jajanannya : pisang goreng (big size loh), uli bakar, jagung bakar, gehu (taoge dijero/di dalam tahu), bala-bala.
Minuman khas "bandrek" (minuman dengan rempah penghangat tubuh ) dan "bajigur" (minuman hangat dengan tambahan santan, gurih dan legit). Yang unik penyajian minuman ini dengan menggunakan gelas bambu ... kesannya teh natural banget.
Eksotika Tangkuban Parahu tak pernah sepi dari wisatawan domestik maupun turis asing. Sebuah cerita legenda tentang Gunung Tangkuban Parahu sangat lekat di hati masyarakat yaitu cerita Sangkuriang.
Misteri Cinta
Sangkuriang dan Dayang Sumbi
di Gunung Tangkuban Parahu, Bandung
Asal Muasal Nama Tangkuban Parahu
Dahulu kala hiduplah seorang raja, suatu hari sang Raja sedang berburu di hutan, kencing di sembarang tempat, tertampung pada selembar daun.
Datanglah seekor kijang yg kehausan, sebenarnya adalah jelmaan seorang perempuan yang dikutuk dewa berubah jadi kijang, Lalu diminumlah kencing sang raja oleh kijang itu hingga kijang hamil, lahirlah seorang perempuan.
# Dilarang pipis di sembarang tempat. #
Suatu hari sang Raja kembali berburu dan menemukan sesosok bayi perempuan tsb. Oleh sang Raja diambillah dan dibawa ke kerajaan, diberi nama Dayang Sumbi, yang saat dewasa punya hoby menenun. Suatu saat ketika
Dayang Sumbi sedang menenun ( membuat kerajinan tangan dengan benang), jatuhlah benangnya... menggelinding.
Setelah dicari-cari tidak ketemu, Dayang Sumbi bersumpah : " barang siapa yang menemukan benangku, jika perempuan akan dijadikannya saudara, jika lelaki akan dijadikannya suami".
Tiba-tiba datanglah si Tumang (nama seekor anjingnya (jantan) yang selalu setia menemani Dayang Sumbi) dengan membawa benang di moncongnya. Sudah terlanjur bersumpah maka dikawinlah oleh Dayang Sumbi si anjing tersebut, hingga Dayang Sumbi hamil dan lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang .
# Tuh ati-ati loh mengucapkan sumpah serapah. Kalau terbukti bagaimana coba ... #
Suatu hari Dayang Sumbi ingin masak menu istimewa yaitu 'hati rusa', minta kepada Sangkuriang untuk berburu 'kijang' di hutan untuk diambil hatinya. Berangkatlah Sangkuriang ke hutan berburu kijang. Namun hingga sore dia tidak berhasil mendapatkan kijang. Begitu melihat kelebat melintas seekor kijang, Sangkuriang segera siapkan panahnya ... wuiisss swiiingg, busur anak panahpun dilepas ... perkiraan mah tepat sasaran lah.
Sementara si Tumang (anjingnya) pun tak kalah waspada, feeling anjingnya sangat tajam bahwa kijang harus dilindunginya karena kijang itu bukan sembarang kijang. Maka si Tumangpun berlari melindungi kijang,... dan ..gagal memanah kijang... yang terkena justeru si Tumang hingga mati.Sangkuriang tak berani pulang dengan tangan kosong.
Kemudian diambilnya hati Tumang dan dibawanya pulang, untuk diberikan kepada Dayang Sumbi. Kemudian Dayang Sumbi mengolahnya menjadi masakan yang sangat lezat. Hingga di akhir santapan, Dayang Sumbi menanyakan kepada Sangkuriang mengapa si Tumang tak tampak bersamanya? Sangkuriang berkelit hendak berbohong, namun setelah didesak, akhirnya Sangkuriang mengakui bahwa hati yang dia bawa adalah hati si Tumang. Maka murkalah Dayang Sumbi....(dalam hatinya berteriak: Sangkuriang anak durhaka, bapaknya sendiri dibunuh. Namun Sangkuriang tak tahu yg sebenarnya karena Dayang Sumbi tidak pernah menceritakan "siapa" itu si Tumang).
Dilemparnya centong nasi (centong:bahasa sunda yang artinya sendok besar dari kayu untuk mengambil nasi) ke arah kepala Sangkuriang sambil mengusir Sangkuriang pergi dari rumahnya. Pergilah Sangkuriang yang masih kecil itu berkelana sambil menanggung sebuah misteri ... "kenapaaa ibunya (Dayang Sumbi) begitu murkanya hingga tegaaa mengusirnya"
Luka "pitak' di kepala akibat pukulan 'centong' yang cukup keras membuat bekas luka yang tak bisa hilang.
*** mariii sambil ngemil aneka gorengan Jajanan Khas .... mengusir dingiiinn....
|
anget2 mariii ... gehu, bala-bala, dan teman2nya |
Hingga saat dewasa Sangkuriang jatuh cinta kepada gadis ayu cantik yang dia temui, bernama Dayang Sumbi. Saat itu Sangkuriang mengenalkan dirinya bernama Sangkakelana (sang kelana = orang yang berkelana). Berduapun terlibat gelora asmara membara. Suatu saat tak sengaja Dayang Sumbi melihat pitak (bekas luka) di kepala Sangkakelana, setelah dicek teliti... naluri keibuannya muncul. Lalu seketika Dayang Sumbi teringat akan anak kandungnya yang diusirnya sambil dilempar centong ke kepala anaknya.
Dayang Sumbi pun menceritakan yang sebenarnya bahwa Sangkakelana adalah anak kandungnya, yang bernama Sangkuriang. Percintaan harus dihentikan. Namun Sangkakelana bersikeras tidak percaya, karena kalau Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya tentu saja sudah tua sedangkan yang sedang dihadapinya adalah seorang wanita cantik, muda.
#Di jaman baheula pun ada hukum, jangan dilanggar, pamali, pernikahan sedarah (ibu dan anak) dilarang #
Sangkuriang nekad untuk tetap menikahi Dayang Sumbi. Maka diajukanlah 1 syarat yang diajukan Dayang Sumbi, yang mana menurut keyakinan Dayang Sumbi syarat tersebur tidak mungkin untuk dikerjakan oleh Sangkuriang, yaitu membendung aliran sungai hingga menjadi sebuah danau serta sebuah perahu, dalam waktu satu malam, tidak boleh melewati waktu saat fajar menyingsing. Karena cintanya yang menggelora, maka Sangkuriang pun menyanggupinya.
Dengan kekuatan super power (ranger) nya, juga dibantu jin dedemit cs leuweung gunug, mulailah Sangkuriang membendung aliran sungai menjadi sebuah danau, serta membuat perahu. Ketika Dayang Sumbi mengetahui bahwa pekerjaan yang dlakukan Sangkuriang sudah hampir selesai, segera Dayang Sumbi mencari akal untuk menggagalkannya, karena tekad Dayang Sumbi sudah bulat, untuk tidak menikahi anak kandungnya sendiri.
|
pic by google
Gunung Tangkuban Parahu menyerupai perahu terbalik. |
Dengan bantuan Sang Maha Kuasa, Dayang Sumbi memukulkan 'alu' ke 'lesung' ( pada masyarakat Sunda/Jawa alu dan lesung adalah perangkat yang sangat familiar, yaitu untuk menumbuk padi.) sehingga timbul suara bertalu-talu, serentak suara ayam berkokok bersahut-sahutan, menandakan pagi telah tiba.
Berarti proyek Sangkuriang gagal. Sangkuriang dengan kekecewaan yang mendalam akibat kasih tak sampai, gagal mempersunting pujaan hatinya, maka ditendanglah 'perahu'nya....tuiiiiinggg wuuzzz ...jleb...! Melayanglah itu gunung ...lalu jatuh mendarat di bumi dengan posisi 'tertelungkup'.
# Wallahu a'lam bishshawab #
Puncak Gunung Tangkuban Parahu yang tidak meruncing (datar) dikarenakan letusan yang terjadi beberapa kali. Jika dilihat dari kejauhan menyerupai 'perahu yang terbalik / tertelungkup.
Tangkuban berasal dari kata tangkub/nangkub yang berarti tertelungkup.
Sedangkan parahu = perahu. Maka disebutlah dengan Gunung Tangkuban Parahu.
Cerita Sangkuriang yang sudah melegenda ini, hingga saat ini masih tetap menarik.
Namanya aja legenda, cerita yang sambung menyambung plus bumbu di sana-sini, sulit dibuktikan keotentikannya.
Tulisan Kisah Sangkuriang ini tidak bermaksud menggiring opini untuk "percaya" apalagi mengarah kepada "kesyirikan". Penulis hanya menyampaikan sebuah legenda yang terkenal terutama di Jawa Barat hingga kini. Semoga kita dapat mengambil pelajaran baiknya.
Ditulis 29 Februari 2016.
Kenaikan harga tiket masuk loka-wisata Gunung Tangkuban Parahu sempat menimbulkan polemik. Bagi wisatawan domestik (dalam negri) tidaklah begitu terasa, yaitu Rp. 30.000 saat weekend/hari libur. Namun tidak demikian bagi wisatawan asing dirasakan "berat". Bagaimana tidak, kenaikan yang sangat "melonjak membubung tinggi" yaitu dari Rp. 50.000,- menjadi Rp. 300.000,- [weekend, hari libur].
Para pelaku usaha wisata, biro travel, mengeluhkan hal ini. Banyak paket wisata yang mencantumkan program ke Gunung Tangkuban Parahu akhirnya di-skip atau diganti dengan lokawisata lainnya. Diantara keluhan :
Bandung memang merupakan primadona wisata tidak hanya bagi wisatawan local namun juga manca negara, bahkan internasional. Turis dari Belanda, Swiss, Inggris, Perancis, Timur Tengah, dan banyak lagi turis asing yang menjadikan tempat ini sebagai tujuan wisata.
Sebagai penikmat wisata yang terlanjur jatuh cinta terhadap kota Bandung dengan segala kreatifitas warganya di bawah kharisma walikotanya Kang Emil, boleh lah saya menyampaikan apresiasinya … dan sedikit curhatan :
1. Perlunya transportasi bagi wisatawan yang tidak membawa kendaraan. Yaitu angkutan dari pintu masuk utama [ticketing] menuju lokasi kawah utama. Sementara yang tersedia [tidak pasti adanya] angkutan swasta yang ngetem dengan menarik ongkos Rp. 50.000/orang untuk naik ke lokasi kawah utama / Kawah Ratu. Lhaa terus turunnya bagaimana?
2. Kenaikan harga tiket harus diimbangi dengan peningkatan layanan, missal welcome drink, tambahan tempat2 berteduh / duduk, toilet yang layak, dll.
3. Penertiban keberadaan pedagang souvenir agar tidak mengganggu dengan tawaran dagangannya. Wisatawan yang hendak menikmati keindahan panorama banyak yang mengeluhkan karena pedagang yang setengah maksa, terus menguntit wisatawan. Akan lebih tertib jika terkonsentrasi pada tempatnya saja [souvenir shop].
4. Kenyamanan berwisata menjadi hal terpenting. Semoga pihak-pihak terkait memberikan tanggapan yang positif.
Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Jawa Barat, Sylviana Ratina menyebut pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu, PT. Graha Rani Putra Persada (GRPP) sebagai pengelola wisata dengan jumlah sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar di Jabar. [galamedianews].
Tuh kan .. hebaaat, TWA Tangkuban Parahu sebagai penyumbang terbesar.
Wah bangga dong dengan berwisata ke Tangkuban Parahu berarti saya ikut nyumbang juga ... .
Bandung menjadi trend wisata yang diburu para wisatawan, kini semakin cantik dengan tata kotanya yang lebih semarak.
Sepertinya kenaikan harga sudah lupa yaaah ... buktinya lokawisata Tangkuban Parahu tetep ramai pengunjung. Hayuk atuh ah diantosan nyaaa ... neng, teteh, akang...
BANDUNG ... euy !