Tampilkan postingan dengan label Go Jakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Go Jakarta. Tampilkan semua postingan

Misteri Jumlah Patung Kuda Arjuna Wijaya Dekat Monas

Minggu pagi jogging di lapangan Monas. Cooling down dengan jalan santai keluar area Monas sambil menikmati indahnya kota Jakarta. Enggak jauh-jauh kok, dekat Monas ada patung yang sangat 'eye catching'...patung kuda... Arjuna Wijaya.

Terletak di sisi barat tugu Monas - di pusat kota Jakarta, salah satu karya dari seorang maestro patung Indonesia, Bp Nyoman Nuarta, yang juga terkenal dengan salah satu karya besanya yaitu patung GWK Garuda Wisnu Kencana - di Bali.

Patung Arjuna Wijaya (Patung Kuda)

berbentuk patung kuda , sehingga orang menyebutnya juga " Patung Kuda", panjang sekitar 23 meter tinggi 5 meter dan bobot berat sekitar 3600 ton. Patung ini diresmikan oleh presiden Soeharto sebagai hadiah dari Gubernur DKI Jakarta kepada masyarakat DKI bertepatan dengan HU RI ke 42 saat itu.

Tiap kali lewat patung tersebut, saya coba mengamati, menghitung jumlah kudanya.
Perlu penglihatan yang cermat. Nampak banyak .. ane aja terkecoh loh.

Penasaran langsung ke TKP hitung jumlah kudanya .. haha !
Patung ini berlatarbelakang cerita perang Baratayuda, yaitu antara Arjuna dari kubu Pandhawa melawan Adipati Karna dari kubu Kurawa. Tadinya Arjuna ragu untuk melawan yang notabene adalah masih saudaranya sendiri namun demi keadilan orang banyak maka akhirnya peperangan antar saudara pun terjadi.

Menurut sang perancang Nyoman Nuarta ini sebagai simbol bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap saudara sendiri.

Berapa jumlah kudanya?

Menurut Nyoman Nuarta, patung kuda berjumlah 8 (delapan).
Yang lainnya berupa bayangannya.

Ini salah satu ciri khas dari karya seni beliau yang nampak "hidup" bergerak.

Patung berupa 8 ekor kuda yang dikendarai oleh 2 orang pria. Satu yang bermahkota pada kepalanya sebagai pengendali kuda ( sais ) adalah Raja Dwarawatiyaitu Prabu KRESNA. Dan satunya lagi yang memegang busur panah dengan kepala bersanggul adalah Arjuna. Keduanya dari kubu Pandhawa.

Perang Baratayudha sebagai symbol kebaikan (kubu Pandhawa) melawan kejahatan (kubu Kurawa)

Makna yang tersirat dari Arjuna Wijaya - patung kuda yang terdiri dari 8 kuda, adalah :

8 pedoman kepemimpinan, yaitu memiliki sifat2 unsur

1. Bumi : jujur, teguh, murah hati.
2. Matahari : memberi semangat kepada rakyatnya
3. Bulan : memberi penerangan
4. Bntang : sebagai contoh tauladan
5. Angin : dekat dengan rakyat
6. Samudra : berpengeahuan luas
7. Hujan : berwibawa , megayomi rakyat
8. Api : tegas dalam kebenaran

Patung ini telah mengalami renovasi di bulan Januari 2015. Sang perancang menambahkan sentuhan estetik lagi dengan adanya bayangan gerak kuda, air mancur serta tempat untuk berfoto.

Penulis sendiri pernah berkesempatan ikut nimrung hehe, berbincang-bincang dengan sang Maestro Nyoman Nuarta saat berkunjung ke galery beliau yang cukup luas di Bandung.

Anda memiliki sifat2 tersebut, coba cek. Anda layak menjadi Pemimpin ...! 
Saya siyaaaap lah mendukung ... #kapan nyalon? kabari yah .. !

Salam dari Mysweet Ladyluck WNI yang sekian lama pernah jadi warga DKI
(pemegang KTP DKI.aseli loh) hehehe.

Woro Nur - KSA Kingdom Saudi Araia

Read More »

LUBANG BUAYA Bukti Sejarah Kekejaman PKI

Ingat pelajaran sekolah tentang peristiwa G30S PKI..ada cerita "sumur maut - lubang buaya" di dalamnya. Begitu melekat dalam ingatanku...iiihhh sereeem banget..,"lubang buaya"...pasti banyak buaya-nyaaaa...

LUBANG BUAYA  ( disebut juga Monumen PANCASILA SAKTI )

Sumur maut
Adalah ( lubang yang sempit ) tempat dibuangnya jasad  Para Pahlawan Revolusi....mmm sadiisss. Perjalanan sejarah Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengalami berbagai ancaman, tantangan dan gangguan yang berupaya merombak dan mengganti Dasar Negara PANCASILA menjadi paham Komunisme yang dilakukan oleh PKI Parta Komunis Indonesia.

Ituuuu tuh SUMUR MAUT 
Setelah gagal dalam Pemberontakan ke-1 (pertama) yaitu tanggal 18 September di Madiun, PKI kembali melancarkan penghianatan yang ke-2 (kedua) yaitu pada tanggal 1 Oktober 1965 yang dikenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September PKI ( G 30 S PKI ). 

PKI membunuh 7 (tujuh) Perwira Angkatan Darat yaitu :
1. Ahmad Yani, 2. Suprapto, 3. S,Parman, 4.Sutoyo, 5. Haryono, 6.Piere Tendean, 7.Panjaitan.

Mereka dibawa ke desa Lubang Buaya dan disiksa di sebuah rumah. 
Sebagai bukti kekejaman, semua korban dimasukkan ke dalam 'sumur' dengan kedalaman 12 meter dan garis tengah 75 cm.
Replika penculikan kekejaman PKI
Untuk mengenang dan menghormati jasa Para Pahlawan yang telah gugur tersebuit, 
maka tahun 1992 telah diresmikan Museum Penghianatan PKI oleh Presiden RI.

Di area Museum disajikan:
* 34 diorama yang menggambarkan kegiatan 'makar' PKI.
* Kendaran yang bernilai sejarah tertata rapi di taman museum
* Ruang Relik tempat penyimpanan benda-benda sejarah
* Ruang Teater yang menyajikan Film Dokumenter Sejarah peristiwa G 30 S PKI.
* Kantin dan Souvenir Shop

Mobil Dinas MENPANGAD ( Menteri Panglima Angkatan Darat )
Jenderal TNI Ahmad Yani
Lokasi
Monumen ini terletak di :
Jalan Raya Pondok Gede, desa Lubang Buaya, Jakarta Timur. Telp 021-8400423
Dibuka untuk umum. Tiket masuk Rp.2,500 / orang.
Tersedia Guide, dikenakan biaya.

Guide Lokal
Sengaja kami menggunakan Guide yang disediakan Pengelola :
* Mendapatkan informasi sejarah dengan jelas.
* Menikmati Pemutaran Film Dokumenter Serangan G30S-PKI di dalam ruangan khusus.
* Disediakan Buku Panduan tentang sejarah Lubang Buaya.
* Mengunjungi Ruang Relik

Ruang Relik
Terletak di seberang area Sumur Maut.
Di Ruang Relik tersimpan bukti sejarah berupa benda-benda yang dipergunakan oleh para pahlawan, diantaranya pakaian aseli yang dikenakan saat diculik dan dianiaya kemudian dibunuh dengan keji oleh PKI.

Noda darah masih melekat pada baju ... fakta !


Aseli di sini ane merindiiinggg ...

Menurut cerita masyarakat setempat, dulu di daerah tersebut terdapat sebuah sungai dimana sering muncul seekor buaya.

Bapakku target penculikan 

Bapakku (Rahimahullah - RIP) seorang pendidik, Kepala Sekolah,
Waktu itu ... Rumah kami termasuk yang diberi "tanda khusus" target operasi penangkapan.

Siang hari Bapak bekerja mengajar di sekolah.
Menjelang maghrib setelah sholat, Bapak berpamitan untuk "mengamankan diri".
Kadang di rumah saudara, berpindah-pindah, kadang masuk ke hutan, atau lebih jauh lagi ke pegunungan. Ibu selalu berdoa ... sambil mendekap kakak2ku.

Tidur pun tiada nyenyak, menunggu sang waktu agar cepat berlalu.

Benar saja, suatu malam rumah kami diketuk, digerebeg beberapa orang "mencari" Bapak.
Seluruh penjuru rumah, kolong, diperiksanya. Dalam takutnya Ibu mencegah sekuat tenaga agar kakak2ku tidak menangis. Tetap saja kakak perempuanku yang sulung tak dapat membendung isak tangisnya .. ketakutan !

Saat matahari menampakkan sinarnya, Ibu mulai tenang, karena saat itulah Bapak akan pulang.

juga unutk para pejuang : rahimahullah wa ghafarallah ... 
Selalu saja aku minta diceritain kisah ini tiada bosan.
Kelak ini yang membuatku bangga dan makin hormat terhadap Bapak.

Juga rasa hormatku kepada para pejuang.
Sepantasnya mereka mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya.

Video
Pidato Mayjen Soeharto saat pengangkatan jenazah dari sumur Lubang Buaya.






Read More »

Taman Fatahillah Oud Batavia Dan Penjara Bawah Tanah

Simpan gambar dulu.

Museum Fatahillah .. dulunya Balaikota

Penjara Bawah Tanah

Replika Hukuman Gantung yang diterapkan Pemerintah Belanda



Meriam peninggalan jaman Belanda

Sewa sepeda keliling Taman Fatahillah ... gowes asyeeekk !

Read More »

Old Batavia - JEMBATAN KOTA INTAN

Kita Piknik .. yuk !

Sesampai di hotel Batavia, Jakarta...
Agak repot untuk menurunkan barang2 dari bagasi bus. Kudu hati-hati dengan kendaraan lain yang lewat. Posisi hotel yang tepat di depan jalan, tanpa tempat yang cukup / halaman untuk parkir kendaraan besar sebentar sekedar menurunkan tamu dan bagasi  Yaaa tidak ada tempat parkir, jadi mobil berhenti di depan pintu hotel, di pingir jalan.

Sabar … sambil menebar seluas-luas mata memandang view sekitar hotel. Nampak sebuah "objek" yang menarik perhatianku. Hmm .. nanti lah saatnya saya sambangi .. penasaran !

hotel batavia

Menginap di Batavia Hotel Bisa Wisata Gratis Old Batavia

yesss besok paginya uput-uput sebelum menyantap breakfast saya sempatkan menuju "objek" tersebut . Ternyata tidak jauh dari hotel, hanya sedikit melemaskan kaki berjalan. Menyusuri sungai di tengah kota, sampailah pada sebuah bangunan tua yang eksotik.

Sebuah Jembatah Kayu ... !

Jembatan yang tepatnya berada di jalan Kali Besar Barat, kelurahan Roamalaka, kecamatan Tambora, Jakarta (tidak jauh dari kawasan Kota Tua, Taman Fatahillah, dekat dengan stasiun kereta Beos / stasiun Kota) ini terbuat dari kayu, dibuat tahun 1628.

Saat itu bernama "engelse brug" atau "jembatan Inggris" dikarenakan fungsinya sebagai penghubung benteng Belanda VOC dengan Inggris (IEC) yang letaknya masing-masing terpisahkan oleh sungai Kali Besar.

Ahaaa inget di kampungku orang menyebut jembatan dengan kata "brug".

Brug rubuh (brug roboh). Iyaa masa ada brug "berdiri" haha.

jembatan kota intan jakarta

Jembatan ini pernah rusak karena penyerangan kerajaan Banten dan Mataram yang menyerang benteng Belanda lalu diganti baru dan berubah nama menjadi Jembatan Pasar Ayam, karena lokasinya yang dekat dengan 'pasar ayam'.

Pernah pula berganti nama menjadi "Jembatan Juliana Bernhard"
karena saat itu Ratu Yuliana masih menjabat sebagai Ratu Belanda.

Jembatan Kota Intan

Mungkin dulunya banyak ditemukan "intan" di sini (xixixi).

ooo ternyata bukan karena ituuu.

Fungsinya yang sangat fital, antara lain sebagai sarana transportasi bagi kapal-kapal dagang Belanda, maka jembatan ini dibangun kembali oleh Belanda dan berganti nama Jembatan Kota Intan.

karena letaknya yang dekat dengan Bastion Kastil Batavia yaitu Bastion Diamont (intan),
jadilah sampai sekarang namanya Jembatan Kota Intan.

jembatan kota intan

Uniknya jembatan ini dirancang menjadi jembatan gantung yang bisa diangkat supaya dapat dilalui oleh perahu dan mencegah terkena banjir ... jembatan jungkit gituuuuu.

Menginap di hotel Batavia bisa wisata gratisss Old Batavia. (Sebenarnya ini trik rahasia).
Lumayan lah buat olah raga pagi, hingga lapar terasa.

hotel batavia jakarta
Berlatar-belakang Hotel Batavia

Hayuk segera balik ke hotel .. saatnya breakfast !




Read More »

Old Batavia : RUMAH MERAH dan MUSEUM NASIONAL (museum GAJAH)

Hari Libur ikutan Lomba Jalan GRATIS dapet kaos Hijau berlogo Milo.
Sehabis jalan sehat mampr di booth Milo mendapat minuman susu Milo ..
suegerrrrnyaa ... penghilang dahaga.

Lanjut JJS jalan jalan santai ke spot-spot menarik lainnya.

RUMAH MERAH

Yaaa betul ... hampir semua bagiannya berwarna merah.

Gedung ini telah berusia lebih dari 3 abad. Dibngun tahun 1730 oleh Gustaff Baron van Immhoff, terletak di pinggir Kali Besar, tepatnya di Jalan Kali Besar Barat no 11, Jakarta Barat.




Gedung ini telah menjadi salah satu saksi bagi perjalanan sejarah kota Batavia. Diantaranya peristiwa suram pembantaian berdarah bangsa Belanda terhadap orang2 Tionghoa yang terjadi tahun 1740. Gedung ini juga pernah dijadikan sebagai Kampus Akademi Maritim ( Academiede Marine ).



MUSEUM NASIONAL ( Museum GAJAH )

Pada bangunan tampak depan terdapat PATUNG GAJAH.
Itulah maka orang mengenalnya dengan Museum Gajah.




Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dulu disebut Koningsplein West). Dirintis sejak tahun 1778, merupakan museum tertua dan terbesar di Indonesia.

Lebih dari 141.000 koleksi beragam dari seluruh
Nusantara dan negara tetangga seperti China, Vietnam, Thailand, Arab, Eropa. sejak jaman prasejarah, seperti keramik, tekstil, arca. Ada celengan dari tanah liat ( tempat menyimpan uang ) yang dibuat pada jaman Majapahit.



Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau "Sekolah Tinggi Hukum" (pernah dipakai untuk markas Kenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.



Dinamakan juga sebagai "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga "Gedung Arca" karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.





Read More »
Copyright © 🌻Woro Nur. All rights reserved.