Abaya 1 : Jika Aku Seorang Pembantu, So What ?

Menggunakan baju (abaya) dan kerudung serba hitam. Kala itu di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Di lobby kami bertemu dengan keluarga dan sahabat yag telah menungguku ... kami berpelukan saling melepas rindu.

".. iih kayak pembantu, jeng "  kata sahabat mengomentari penampilanku.

King Khalid International Airport, Riyadh, Saudi Arabia
KKIA King Khalid International Airport, Riyadh.
KSA Kingdom of Saudi Arabia ... foto olehku.
Ini adalah hari yang menyenangkan sekaligus berat bagiku,

meninggalkan tanah air tercinta … saatnya to say bye … hatiku mellow.

Sementara menunggu aku duduk di sebelah wanita menggunakan abaya (baju panjang terusan longgar), kerudung serta cadar (penutup wajah) serba hitam, sedang asyik menenangkan puteri kecilnya sekitar usia 4 tahunan yang lincah. Kusapa bocah kecil itu dengan memandangnya sambil senyum .. dia hanya melihatku bengong ..(iiih siapa nih orang gak kenal, gitu kali pikirnya yaa). Lalu kubercandain dengan menutup wajahku lalu membukanya : … "ci luuuuk…baaa". Berhasil .. si bocah cantik dengan wajah yang 'arab banget' pun ketawa ngekek.

Kusapa pula wanita yang feelingku mengatakan bahwa itu emaknya, bukan pembantu … kulempar senyum manisku… oh, wajahnya yang tertutup cadar tentu saja aku tak dapat melihat senyumnya. Namun dari gerakan matanya , menandakan ibu itu tersenyum. Cesss.. hatiku cair, senang… meski tanpa sepatah katapun diantara kami.

Wanita di sebelahku beranjak pergi dipanggil suaminya.

Lalu duduklah seorang wanita lain, 35 tahun-an di sebelahku.
"… mbak mau ke Arab ya? Sudah berapa tahun kerja di Arab? Saya ini mau berangkat lagi…" kata si mbak kepadaku.

" iya nih mbak, saya baru pertama kali ke Arab". Jawabku.

" semoga dapat majikan yang baik seperti majikanku .." sambungnya lagi.

Kamipun berkenalan, kutahu namanya mba Fatma. Katanya sudah 2 tahun bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga di Arab. Kepulangannya karena habis kontrak kerja, berniat membuat usaha buka warung di kampung, dari modal uang hasil bekerja di Arab. Lumayan membantu suami yang kerjanya buruh serabutan. Di kampung belum lagi 1 tahun, mba Fatma memutuskan kembali ke Arab lagi untuk bekerja. Rupanya saat pulang kampong, majikannya berpesan jika mba Fatma perlu kerja lagi, dapat menghubunginya.

abaya 1
oleh2 dari Umrah.   
Mba Fatma menawariku permen  … aaiiihh itu looh permen jahe yang dibungkus plastic bening, aseli kesannya baheula pisan euy.  Kusuka.

Aku mulai merasa akrab. Mungkin juga wajahku yang jawa koek dengan aksen bicara yang ngapak membuat mba Fatma merasa nyaman ngobrol denganku. Dia menasehatiku supaya berhati-hati saat kerja di Arab. Berpakaian yang menutup aurat. Harus pinter menggunakan alat masak di dapur orang Arab yang modern. Itu sebagian ilmu yang didapat dari majikan yang katanya suka cerewet tapi baik hati. Bahkan Mbak Fatma dibiayai gratis oleh majikan untuk pergi umrah. Sungguh banyak membawa berkah. Juga cerita tentang anak majikan yang masih kecil yang doyan banget makan mie instan yang dibawanya dari kampong.

Aku menyimak cerita mbak Fatma. Siapa tahu kami bermukim di kota yang sama di Arab.

" o ya mbak punya pesbuk enggak?" katanya sambil memainkan hapenya.

" enggak mbak. Emang hape gini bisa buat pesbukan?" jawabku. 
Lhaaa iyaaa wong hapeku yang seratuslimapuluhribu-an itu loooh. Aku demen sih sama warnanya yang putih, pengoperasiannya yang tidak ribet, sizenya yang imut enak dalam genggaman tangan serta bisa masuk ke dalam saku baju. That's all.

hp ku jadul
iiihh hapenya imut 
Aku pamitan saatnya check in, tak sempat menanyakan padanya apakah kami satu flight atau tidak.

·   Di dalam pesawat kucoba menata perasaanku yang kembali mellow. Ingat saat sahabatku mengomentariku mirip pembantu...Apakah lantaran baju yang kukenakan (?), entahlah.,Kembali mengingat perkenalan singkatku dengan mba Fatma, salut atas semangatnya.  aaah..juga mba Fatma yang menganggapku pembantu, aku tidak menyanggahnya. Biarlah..mungkin  rasa senasib justeru menambah kedekatan hati. Saya sadar diri tidaklah sepede dia, apalagi saya tidak mengerti dan tidak dapat berbahasa Arab.

Terbayang menjelang musim dingin segera tiba, dinginnya menusuk bahkan di sebagian tempat bersalju. Kedinginan di Gurun Pasir, Aneh?
 • Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32).

• Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).
 Jika kita ingin mengetahui bahayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita. Lalu lihat pada orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau seandainya mereka tahu kekurangan kita, pasti mereka akan menjauh.
  Seharusnya mengedepankan suuzhon (prasangka jelek) ditujukan pada diri sendiri. Merasa diri serba kurang. Tak perlulah memandang kejelekan pada orang lain. Kita ingat kata pepatah, “Semut di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak.”.
·     Manusia di mata Allah semua sama. Yang membedakan adalah ketaqwaanya.
 Sosok mba Fatma menyadarkanku untuk tidak mudah suuzon, menilai rendah/negative orang lain  sekalipun terhadap seorang pembantu.

Pun tidak tersinggung/sakit hati jika orang lain mengira kita  sebagai pembantu.
Bagiku wanita adalah pembantu yang mulia, hebat, berkemampuan ganda berperan mengantarkan .kesuksesan orang lain..

… Jika aku seorang pembantu … so what gitu loh? enjoy aja lagi.



ARTIKEL TERKAIT



8 komentar

P'embantu' adalah sebutan dari manusia. Tak perlu dirisaukan. Kebersihan hatilah yang kebih penting.

@Anonymous : sungguh bersih hati antum, smoga antum sll dlm limpahan rahmat Allah. jazakallahu khoir..

Benar Bund? Hati yg terpenting.

Isi dan bungkus sama pentingnya.. syukron @Kang Jumanto blogger kondang :) sudi mampir. smoga Akang sll dlm lindungan Allah.

kita semua adalah hamba Allah, yg dituntut utk selalu beribadah kepadaNya
dimata Allah yg dilihat ketaqwaannya, bukan profesinya.... :)
itulah hebatnya Islam tdk memandang ras, golongan, warna kulit maupun profesi, setujukah??

syukran peace..setujuuuuu smoga kita mjd hamba yg taat n taqwa kpd Allah.. barakallahu fiikum.

Pembantu juga merupakan profesi yang mulia, bener sekali yang penting hatinya.

Betuuuul sekali :-d Di mata Allah "ketaatan padaNYA" lah yang utama.
Terimakasih mba Iyah :)

Thank you for supporting & Positive's Comments l Barakallahu fiikum.

Copyright © 🌻Woro Nur. All rights reserved.