Dalam hitungan hari, … Hari Raya Idul Fitri akan tiba … insya Allah.
Ungkapan Kegembiraan :
1. Selamat Hari Raya Idul Fitri,
2. Minal Aidin wal Faizin ... Mohon Maaf Lahir dan Batin
3. Taqobballallahu minnaa wa minkum.
4. Eid Mubarak
5. Membuat kue lebaran
6. Membelikan baju baru
7. Mengundang kerabat, sahabat untuk makan2 di rumah
8. Mengadakan acara Halal bi Halal.
9. ... ...
10. BAGAIMANA UNGKAPAN PERASAAN ANDA ?
Maapin ane yeee segale sale-sale kate ... pisss deh. |
Pertanyaan : Ustadz apa hukum mengucapkan "Minal 'Aaidin wal Faaizin" tatkala hari raya?
Jawaban : Tahni'ah (ucapan selamat) untuk hari raya idul fitri asalnya merupakan perkara adat istiadat, maka boleh berekspresi dan berinovasi dalam menghaturkan ucapan tersebut selama tidak mengandung makna yang buruk. Dan lebih disukai jika dengan menggunakan lafal-lafal yang mengandung do'a.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin rahimahullah pernah ditanya :
Beliau juga ditanya :
"Apa hukum berjabat tangan dan berpelukan dan mengucapkan selamat setelah sholat 'ied?"
Beliau menjawab :
"Seluruh perkara ini tidaklah mengapa, karena masyarakat melakukannya bukan sebagai ibadah dan taqorrub kepada Allah Azza wa Jalla, akan tetapi mereka melakukannya sebagai tradisi/adat, sebagai bentuk memuliakan dan penghormatan. Dan selama hal ini merupakan tradisi dan syari'at tidak melarangnya maka hukum asal dalam perkara adat/tradisi adalah boleh" (Majmuu' Fatawa Ibnu 'Utsaimin 16/209)
Kesimpulan :
Pertama : Pengucapan selamat idul fitri merupakan perkara adat dan tradisi, maka apa yang biasa diucapkan oleh masyarakat boleh untuk diucapkan selama tidak mengandung makna yang buruk atau dosa.
Bahkan secara umum seorang boleh mengucapkan selamat terhadap seseorang atas kenikmatan atau anugrah yang ia dapatkan. Seperti ada seseorang yang lulus ujian, atau naik pangkat, atau menikah, dll, maka dibolehkan kita mengucapkan selamat kepadanya atas anugrah yang ia rasakan.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang kisah Ka'ab tersebut :
"Pada kisah ini adalah dalil disunnahkannya memberi ucapan selamat atas orang yang mendapatkan kenikmatan yang bersifat agama/ukhrawi (seperti diterimanya taubat Ka'ab oleh Allah-pen) dan berdiri menuju orang tersebut jika ia datang serta berjabat tangan dengannya. Ini merupakan sunnah yang dianjurkan.
Dan hal ini (ucapan selamat dan berjabat tangan-pen) boleh dilakukan terhadap orang yang mendapatkan nikmat duniawi" (Zaadul Ma'aad 3/585)
Kedua : Boleh mengucapkan lafal-lafal ucapan yang merupakan kebiasan masyarakat setempat selama tidak mengandung makna yang buruk atau dosa. Diantara lafal-lafal ucapan selamat tersebut :
- Selamat Hari Lebaran /Idul Fitri
- Minal 'Aaidiin wal Faaiziin, yang artinya ; "Selamat berhari 'ied dan semoga termasuk orang-orang yang telah menang (mendapatkan pahala)"
Ucapan ini pada dasarnya adalah do'a, dan juga sering diucapkan oleh orang-orang Arab, sebagaimana saya sering mendengarnya langsung. Karenanya tidak perlu kita mempermasalahkan ucapan seperti ini dengan berandai-andai atau memaknainya dengan makna yang buruk. Karenanya tidak perlu kita mempersulit masyarakat dengan melarang mereka mengucapkan ucapan ini.
- Mohon Maaf Lahir Batin
Ini adalah ucapan yang sering terucapkan tatkala hari raya. Tentunya maksud dari ucapan tersebut adalah maafkanlah aku jika aku punya salah, maafkanlah aku secara total, karena aku meminta maaf kepadamu secara total keseluruhan lahir dan batin.
Meminta maaf merupakan perkara yang sangat terpuji jika seseorang memang benar-benar melakukan kesalahan, terlebih lagi jika ia segera meminta maaf dan tidak menunda-nundanya. Akan tetapi ucapan ini sudah menjadi tradisi masyarakat kita dan diucapkan kepada siapa saja yang ia temui apakah ia bersalah kepada orang tersebut atau tidak. Bahkan diucapkan kepada orang yang baru saja ia temui dan belum ia kenal sebelumnya, yang bisa dipastikan bahwa ia tidak memiliki kesalahan terhadap orang tersebut.
Sehingga ucapan ini sudah menjadi paket bergandengan dengan "Minal 'Aidin wal Faizin".
Pada asalnya seseorang boleh-boleh saja meminta maaf tatkala hari raya, atau menjadikan hari raya adalah momen yang tepat untuk bersilaturahmi/berziaroh disertai meminta maaf. Akan tetapi hendaknya jangan sampai tradisi ini menjadikan seseorang menunda untuk meminta maaf hingga tiba hari raya.
Toh ucapan "mohon maaf lahir batin" seakan-akan hanya menjadi lafal formalitas yang diucapkan tatkala hari raya mengikuti tradisi masyarakat, sebagai bentuk kata penghormatan dan pemuliaan kepada orang lain. Wallahu A'lam
Ketiga : Sebagian ulama membolehkan untuk memberikan ucapan selamat hari raya, sehari atau dua hari sebelum hari raya. Karena permasalahan mengucapkan selamat adalah perkara adat dan tradisi, maka hukum asalnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarang.
Note :
Hari raya adalah hari bergembira dan bersenang-senang. Karenanya tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapati penduduk Madinah bermain-main pada dua hari raya tradisi mereka tatkala jahiliyah, maka Nabi mengingkari kedua hari tersebut, akan tetapi Nabi tidak mengingkari bermain-mainnya.
Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kota Madinah, dan penduduk kota Madinah memiliki dua hari yang mereka bermain-main pada dua hari tersebut.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata : "Allah telah menggantikan kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu hari idul Adha dan hari Idul Fithri" (HR Abu Dawud dan Nasaai)
As-Shon'aani rahimahullah berkata :
"Pada hadits ini ada dalil bahwa menampakkan kegembiraan pada dua hari raya adalah perkara yang dianjurkan, dan merupakan bagian dari syari'at yang disyari'atkan oleh Allah kepada hamba-hambaNya. Karena digantinya hari raya jahiliyah dengan dua hari raya Islam menunjukkan bahwa apa yang dilakukan di dua hari raya Islam tersebut adalah apa yang juga dilakukan oleh orang-orang jahiliyah pada perayaan mereka (selama tidak dilarang-pen). Hanya saja Nabi menyelisihi dari sisi penentuan waktu dua hari rayanya... Adapun memberi kelapangan kepada anak-anak dalam hari-hari raya yang menyebabkan mereka senang dan gembira dari beban ibadah maka ini disyari'atkan" (Subulus Salaam 2/70)
Karenanya pada hari 'Ied Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membolehkan duff (rebana) dimainkan. Demikian juga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membiarkan orang-orang Habasyah untuk bermain-main di Masjid Nabawi, bahkan Aisyah menonton permainan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menamakan hari-hari tasyriq dengan hari makan dan minum.
Karenanya pada hari raya -sebagaimana tradisi masyarakat kita- dibolehkan perkara-perkara berikut :
- Membuat kue lebaran
- Membelikan baju baru buat istri dan anak-anak
- Mengundang kerabat dan para sahabat untuk makan-makan di rumah kita
- Mengadakan acara halal bi halal
dalam rangka untuk mempererat persaudaraan dan tali ukhuwwah islamiyah. Meskipun tentunya penamaan dengan "Halal bi Halal" adalah penamaan yang aneh dalam bahasa Arab, dan hingga saat ini saya tidak paham maksud dari penamaan tersebut. Akan tetapi esensi dari acara seperti ini diperbolehkan sebagai bentuk mengungkapkan kegembiraan tatkala hari raya. Wallahu A'lam.
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja (www.firanda.com)
Jawaban : Tahni'ah (ucapan selamat) untuk hari raya idul fitri asalnya merupakan perkara adat istiadat, maka boleh berekspresi dan berinovasi dalam menghaturkan ucapan tersebut selama tidak mengandung makna yang buruk. Dan lebih disukai jika dengan menggunakan lafal-lafal yang mengandung do'a.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin rahimahullah pernah ditanya :
"Apakah hukum mengucapkan selamat hari raya?,
apakah ada lafal khusus?"
apakah ada lafal khusus?"
Beliau menjawab :
"Mengucapkan selamat hari raya adalah boleh, dan tidak ada ucapan dengan lafal tertentu, bahkan ucapan yang merupakan kebiasaan/tradisi masyarakat adalah boleh selama tidak mengandung (makna) dosa" (Majmuu' Fataawaa Syaikh Al-'Utsaimin 16/129)
Beliau juga berkata :
"Mengucapkan selamat hari raya dilakukan oleh sebagian sahabat radhiyallahu 'anhum. Seandainyapun tidak dilakukan oleh para sahabat maka hal itu sekarang sudah merupakan perkara tradisi masyarakat, mereka saling memberi ucapan selamat dengan tibanya hari raya dan sempurnanya puasa dan sholat malam" (Majmuu' Fataawaa Syaikh Al-'Utsaimin 16/128)"Mengucapkan selamat hari raya adalah boleh, dan tidak ada ucapan dengan lafal tertentu, bahkan ucapan yang merupakan kebiasaan/tradisi masyarakat adalah boleh selama tidak mengandung (makna) dosa" (Majmuu' Fataawaa Syaikh Al-'Utsaimin 16/129)
Beliau juga berkata :
Beliau juga ditanya :
"Apa hukum berjabat tangan dan berpelukan dan mengucapkan selamat setelah sholat 'ied?"
Beliau menjawab :
"Seluruh perkara ini tidaklah mengapa, karena masyarakat melakukannya bukan sebagai ibadah dan taqorrub kepada Allah Azza wa Jalla, akan tetapi mereka melakukannya sebagai tradisi/adat, sebagai bentuk memuliakan dan penghormatan. Dan selama hal ini merupakan tradisi dan syari'at tidak melarangnya maka hukum asal dalam perkara adat/tradisi adalah boleh" (Majmuu' Fatawa Ibnu 'Utsaimin 16/209)
Kesimpulan :
Pertama : Pengucapan selamat idul fitri merupakan perkara adat dan tradisi, maka apa yang biasa diucapkan oleh masyarakat boleh untuk diucapkan selama tidak mengandung makna yang buruk atau dosa.
Dan disukai jika ucapan tersebut mengandung doa yang baik, sebagaimana telah diriwayatkan dengan sanad yang hasan bahwa para sahabat jika bertemu tatkala hari raya maka mereka saling berkata :
Taqobballallahu minnaa wa minkum
(Semoga Allah menerima ibadah kami dan kalian)
Taqobballallahu minnaa wa minkum
(Semoga Allah menerima ibadah kami dan kalian)
Bahkan secara umum seorang boleh mengucapkan selamat terhadap seseorang atas kenikmatan atau anugrah yang ia dapatkan. Seperti ada seseorang yang lulus ujian, atau naik pangkat, atau menikah, dll, maka dibolehkan kita mengucapkan selamat kepadanya atas anugrah yang ia rasakan.
Dalil akan hal ini adalah kisah Ka'ab bin Malik radhiallah 'anhu -sebagaimana dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim- tatkala Allah menerima taubatnya maka para sahabat berdatangan memberi ucapan selamat kepadanya, bahkan Tolhah beridiri berlari-lari kecil menuju Ka'ab untuk memberi selamat (Lihat Shahih Al-Bukhari no 4418 dan Muslim 2769)
Kue Lebaran ... tas kresek manaaa,.. bungkus ...! Hati2 jgn tertipu dg wadahnya : kiri isi rengginang, kanan isi sriping singkong |
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang kisah Ka'ab tersebut :
"Pada kisah ini adalah dalil disunnahkannya memberi ucapan selamat atas orang yang mendapatkan kenikmatan yang bersifat agama/ukhrawi (seperti diterimanya taubat Ka'ab oleh Allah-pen) dan berdiri menuju orang tersebut jika ia datang serta berjabat tangan dengannya. Ini merupakan sunnah yang dianjurkan.
Dan hal ini (ucapan selamat dan berjabat tangan-pen) boleh dilakukan terhadap orang yang mendapatkan nikmat duniawi" (Zaadul Ma'aad 3/585)
Kedua : Boleh mengucapkan lafal-lafal ucapan yang merupakan kebiasan masyarakat setempat selama tidak mengandung makna yang buruk atau dosa. Diantara lafal-lafal ucapan selamat tersebut :
- Selamat Hari Lebaran /Idul Fitri
- Minal 'Aaidiin wal Faaiziin, yang artinya ; "Selamat berhari 'ied dan semoga termasuk orang-orang yang telah menang (mendapatkan pahala)"
Ucapan ini pada dasarnya adalah do'a, dan juga sering diucapkan oleh orang-orang Arab, sebagaimana saya sering mendengarnya langsung. Karenanya tidak perlu kita mempermasalahkan ucapan seperti ini dengan berandai-andai atau memaknainya dengan makna yang buruk. Karenanya tidak perlu kita mempersulit masyarakat dengan melarang mereka mengucapkan ucapan ini.
- Mohon Maaf Lahir Batin
Ini adalah ucapan yang sering terucapkan tatkala hari raya. Tentunya maksud dari ucapan tersebut adalah maafkanlah aku jika aku punya salah, maafkanlah aku secara total, karena aku meminta maaf kepadamu secara total keseluruhan lahir dan batin.
Meminta maaf merupakan perkara yang sangat terpuji jika seseorang memang benar-benar melakukan kesalahan, terlebih lagi jika ia segera meminta maaf dan tidak menunda-nundanya. Akan tetapi ucapan ini sudah menjadi tradisi masyarakat kita dan diucapkan kepada siapa saja yang ia temui apakah ia bersalah kepada orang tersebut atau tidak. Bahkan diucapkan kepada orang yang baru saja ia temui dan belum ia kenal sebelumnya, yang bisa dipastikan bahwa ia tidak memiliki kesalahan terhadap orang tersebut.
bersihkan hati ... seputih melati gurun. |
Sehingga ucapan ini sudah menjadi paket bergandengan dengan "Minal 'Aidin wal Faizin".
Pada asalnya seseorang boleh-boleh saja meminta maaf tatkala hari raya, atau menjadikan hari raya adalah momen yang tepat untuk bersilaturahmi/berziaroh disertai meminta maaf. Akan tetapi hendaknya jangan sampai tradisi ini menjadikan seseorang menunda untuk meminta maaf hingga tiba hari raya.
Toh ucapan "mohon maaf lahir batin" seakan-akan hanya menjadi lafal formalitas yang diucapkan tatkala hari raya mengikuti tradisi masyarakat, sebagai bentuk kata penghormatan dan pemuliaan kepada orang lain. Wallahu A'lam
Ketiga : Sebagian ulama membolehkan untuk memberikan ucapan selamat hari raya, sehari atau dua hari sebelum hari raya. Karena permasalahan mengucapkan selamat adalah perkara adat dan tradisi, maka hukum asalnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarang.
Note :
Hari raya adalah hari bergembira dan bersenang-senang. Karenanya tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapati penduduk Madinah bermain-main pada dua hari raya tradisi mereka tatkala jahiliyah, maka Nabi mengingkari kedua hari tersebut, akan tetapi Nabi tidak mengingkari bermain-mainnya.
Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kota Madinah, dan penduduk kota Madinah memiliki dua hari yang mereka bermain-main pada dua hari tersebut.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata : "Allah telah menggantikan kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu hari idul Adha dan hari Idul Fithri" (HR Abu Dawud dan Nasaai)
As-Shon'aani rahimahullah berkata :
"Pada hadits ini ada dalil bahwa menampakkan kegembiraan pada dua hari raya adalah perkara yang dianjurkan, dan merupakan bagian dari syari'at yang disyari'atkan oleh Allah kepada hamba-hambaNya. Karena digantinya hari raya jahiliyah dengan dua hari raya Islam menunjukkan bahwa apa yang dilakukan di dua hari raya Islam tersebut adalah apa yang juga dilakukan oleh orang-orang jahiliyah pada perayaan mereka (selama tidak dilarang-pen). Hanya saja Nabi menyelisihi dari sisi penentuan waktu dua hari rayanya... Adapun memberi kelapangan kepada anak-anak dalam hari-hari raya yang menyebabkan mereka senang dan gembira dari beban ibadah maka ini disyari'atkan" (Subulus Salaam 2/70)
Karenanya pada hari 'Ied Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membolehkan duff (rebana) dimainkan. Demikian juga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membiarkan orang-orang Habasyah untuk bermain-main di Masjid Nabawi, bahkan Aisyah menonton permainan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menamakan hari-hari tasyriq dengan hari makan dan minum.
Karenanya pada hari raya -sebagaimana tradisi masyarakat kita- dibolehkan perkara-perkara berikut :
- Membuat kue lebaran
- Membelikan baju baru buat istri dan anak-anak
- Mengundang kerabat dan para sahabat untuk makan-makan di rumah kita
- Mengadakan acara halal bi halal
dalam rangka untuk mempererat persaudaraan dan tali ukhuwwah islamiyah. Meskipun tentunya penamaan dengan "Halal bi Halal" adalah penamaan yang aneh dalam bahasa Arab, dan hingga saat ini saya tidak paham maksud dari penamaan tersebut. Akan tetapi esensi dari acara seperti ini diperbolehkan sebagai bentuk mengungkapkan kegembiraan tatkala hari raya. Wallahu A'lam.
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja (www.firanda.com)
* Team BimbinganIslam.com, sedang memperdalam ilmu Program Doktoral (S3) di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia.
* Pengisi tetap majlis ba’da maghrib di Masjid Nabawi Madinah.
Silakan mendatangi majlis beliau setiap hari ba’da maghrib di dekat pintu 19C Masjid Nabawi, kajian disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Masya Allah ilmu yang bisa didapatkan dalam kajian-kajian beliau.
* Pengisi tetap majlis ba’da maghrib di Masjid Nabawi Madinah.
Silakan mendatangi majlis beliau setiap hari ba’da maghrib di dekat pintu 19C Masjid Nabawi, kajian disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Masya Allah ilmu yang bisa didapatkan dalam kajian-kajian beliau.
43 komentar
saya rasa memang tidak apa apa ya mba soalnya kan selain maknanya saling maaf bermanfaat juga untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama. saya juga mohon maaf kalau didunai maya ini ada salah sama mba , ketupat dan opornya kirim aj kerumah saya hihi
SELAMAT mas Hajr dpt yg Perdana :) sama2 saya jg mhn maaf suka colekin mas (baca komen).
Betul mas Hajr yg saleh .. saling memaafkan sgt terpuji :-bd mempererat tali ukhuwwah islamiyah.
Siyaaaap hantaran opor ketupat .. coming ... eh diplastikin apa di"tum" (bungkus daun) :D
kalau begitu sya mengucapkan selamat Idul Fitri duluan ya mbak....saya mohon maaf kalau ada salah dan khilaf....semoga lebaran ini kita semua menjadi muslim yang baik dan menjadi berkah yang baik dalam kehidupan di dunia dan akhirat, amin.
ni template ganti atau yang kemarin juga mbak? kayaknya beda deh....entah mata saya aja lagi sakit kali ya...tapi lebaran ini perlu pembenahan, mungkin juga termasuk template blognya. heeee
Alhamdulillah, ilmu bertambah sedikit lagi.
Enak ya, Mbak, kerja di Arab, selain dapat fulus juga jadi nambah ilmu agama. Setahu saya, kalau mengucapkan selamat lebaran kepada lawan jenis, sambil bersalaman padahal bukan muhrim, itu yang nggak boleh. :)
Semoga ukhuwah dikedepannya, jangan saling hujat perkara praktis seperti yg sering terjadi di socmed. Postingan yg sangat bermanfaat. Terima kasih.
Makasih sudah sharing mba, jadi bertambah ilmu lagi nih hihi...
jadi menambah ilmu lagi :)
amin. sama2 mas Mbah dinan. smoga mas Mbah n keluarga sll dlm rahmah n barakah.
sdh saya siapkan Kue Lebaran .. tuh di atas, tinggal mbungkus :)
exactly, mas Mbah dinan :-bd mohon sarannya utk pembenahan tmplt defaut mcm ini, dipoles spy lbh "layak n jreeeng" ...tdk bikin bad mood yg berkunjung :p
wah saya kudu sering ngilmu nih di bengkel blogger :D haturnuhun pisan.
amin :) senang rasanya mas TM, jika bisa berbagi kebaikan yg bermanfaat.
Alhamdulilah...dikit2 nambah ilmu agama sbg bekal selamat menuju akhirat.
Masya Allah barakah Ramadhan mas Arizuna jg jd makin pinter tuh yah.. tahu murim n mahram.
Slmt menikmati saat2 terakhir bersama Ramadhan :)
sepakat mb Lusi :-bd jadikan socmed utk saling menasehati dlm kebaikan.
Mari merajut ukhuwah menebar berkah... duh, ceesss cleguk rasa adheeem yah kalo gini.
sama2 mb handdriati ... senang jika dpt memberi manfaat :)
hay mb liya :D bakalan terus nambah ilmunya .. never end.
Wahahah sudah lama nda Blogwalking ke Blog kawan kawan, Hiehehie. Kangen eui Wahhahaaa. . Heihehiee. Datang datang lansgung cek ke halaman ini Uhuyyyyyyyyyyyyy sambel eh sambil nunggu sahur baca baca ahhhh hieieiehiheihee.
Selama ini saya taunya ucap mengucap gitu deh, wah nda taunya ada sejarahnya Ada dasar dan landasan hukumnya, woww. Artikelnya bermanfaat sekali. Awesome
wah...saya kok malah bingung
Barokallah ufiik...tausyiahnya rinci banget jadi lebih tahu mana yang sunnah dan mana yang tradisi
si teteh meuni miheulaan..jauh keneh lebarana teh..xixixi
Tradisi yang mampu menjadi syiar agama. Bisa menyatukan orang-orang dari rantauan untuk ingat kampung halamannya. Kembali suci ,kembali ke tempat lahirnya. Berbagi rezeki dan kegembiraan. Peluk aku dong :)
Aku tekonya saja.
Jangan lupa amplop dan kuenya :)
Weleh..akangku ini, koment di seratus blog kok sama ya ? hemmm....copy-paste.... :)
Alhamdulillah, ngeces lagi :)
Tradisi yang baik wajib kita pelihara, jangan sampai punah.
Tambah wawasan, bahwa hal yang baik tidak perlu dipersoalkan. setiap negara punya tradisi yang unik. Selama tidak melanggar syariat , mari kita pelihara, demi menjalin silaturahmi dan bermaaf-maafan.
itu toplesnya unyuuu....mauuu...
wa fiik barakallah :) sama2 mas Dwi, dikit2 nambah pemahaman jd lbh mantab, insya Allah.
yeeeah siap2, goreng rengginang jeung kecimpring singkong, buat suguhan aa Satriyo :D
kali ini komen kang djangkaru :-bd Masya Allah, mantabz (jamunya sdh diminum?)
... buatku muter2 :p
ide ngoprek emak2 cb ber-kreasi mb Dewi :) tinggal tambah sentuhan dikit dg pita or asesori lainnya.
kaleng kerupuk pun bisa disulap jd cantik. mau yg isi rengginang apa yg isi kecimpring singkong =D
sekarang say udah ngga bingung lagi lah ceu...udah paham maksud hukumnya ucapan idul fitri, mirip dengan artikel saya, cuman ini mah lebih makjleb.
sekalian mo bilang saya dan Kami sekeluarga mengucapkan kepada kakak Admin dan segenap kru plus blogger yang lewat kemarih, pada:
SELAMAT IDUL FITRI, TAQOBBAL ALLAHU MINNA WA MINKUM
Ganti template toh, pantesan asa benten. Janten langkung sae hehe...
Sakantenan,
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin ya.
justru ini kelebihan jamu, atau mungkin efek kebanyakan makan opor ayam :)
ganti kebarapa nih ?
jadi faham mbak dengan beberapa anjuran dari beberapa ulama yang berkenaan dengan ucapan selamat idul fitri....kemarin sempat juga penasaran asalnya dan hukumnya....makasih telah mencerahkan. salam sahabat blogger.
boleh tuh satu toples kirim lewat email mbak...heeeee
mba ada kakaren lebaran nya engga :D aku mau mampir, mau nyicipin makanan yang ada di toples itu hehehe
selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin, maff ya mbak bila ane punya salah :)
Lebaran udah lewat, belum ada juga yang baru :)
mohon maaf lahir dan batin ya bu :)
minal aidin wal faidzin ya Teh, mohon maaf lahir batin :).
Maaf baru bisa berkunjung balik hee :)
Thank you for supporting & Positive's Comments l Barakallahu fiikum.