Airmata Penghujung Munajat, Kisahku Di Mesjid Saudi Negri Tauhid

arab saudi
Suasana di dalam salah satu mesjid di Saudi Arabia, full AC, shaf wanita terdepan (Lt 2),
Shaf Pria di Lt 1. Batas tembok berkaca tebal tak tembus pandang, pintu masuk pria dan wanita terpisah
tersedia Al Quran, Tissue, Air minum, siwak...GRATIS... dokumen pribadi.

Ibu di sebelahku "menggamitku" setiap hendak mengawali sholat.

Ketika jeda beliau meraih botol air minum, meneguknya.
 Diambilnya sebotol lagi, diberikannya padaku berkata : " shrob"

"Syukron" kataku menerimanya, meminumnya.

Masih sedikit tegang sholat taraweh di Saudi.
 Seluas mata memandang, hamparan "hitam Abaya" pakaian sholat wanita.

Shaf pria dan wanita terpisah. Bukan oleh selembar korden/tirai
 namun terpisah ruangannya. dibatasi tembok.

Qunut witir panjang 15 menitan samasekali tak melelahkan. Alunan merdu terkadang melembut terhenti sepersekian detik, sang Imam berusaha menahan "isak tangis". 
Terucap diantaranya :"syahid…syuhada… nar… jannah"          

Dalam tengadah kedua telapak tangan pikiranku melayang kepada para syuhada yang gugur, konflik perang di Suriah, Yemen, Palestina, Libanon, Irak, Rohingya,

Ibu di kiriku terisak. 
Ibu di kananku sholatnya duduk di kursi terisak lebih jelas.
Berkelebat kedua orang-tuaku yang telah meninggal dunia, rahimahullah. 
Airmataku terjatuh.
           
Selesai sholat, Ibu kembali "menggamitku" mengulurkan tangan berucap : 

"Assalamualaikum .. kefhalek? "

"Waalaikumussalam … alhamdulilah. Ana Indonesia" jawabku .

"Indonisi … MasyaAllah ".

Sesampai di rumah…

Terkenang Wanita Arab yang menggamitku 
* Supaya merapatkan shaf. 
* Kebaikannya mengambilkanku minum. keramahannya, 
* Doanya (Assalamualaikum), 
                       * Kekagumannya (MasyaAllah).

Membuatku merasa disambut sebagai saudara.
Mereka wanita Arab yang kukenal begitu baik.

 Tidak seseram kata orang.

Ya Rabb mudahkan aku memahami agamaMU.
Mudahkanlah belajar Bahasa Arab ..!


Jumlah Kata : 207 (batas max 210 kata) cek http://jumlahkata.blogspot.com/



30 komentar:

  1. Balasan
    1. Na'am .. banget mas Wong, merasuk... Syukron.

      Hapus
  2. Subhanallah sangat mengharukan sekali, saya pengen sekali mbak menjalankan shalat tarawih di arab karena saya pengen tahu gimana mereka menjalankan tarawihnya apakah sama atau beda dengan di indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah Kang Nurul smoga tercapai.
      Kesan spiritual yang terekam pada masing2 hamba Allah, dalem banget.

      Hapus
  3. Cukup menyentuh perasaan, ungkapan kata-demi kata dalam artikel ini mampu membawa suasana hati seolah-olah saya berada bersama mbak di negeri nun jauh di sana..

    Semoga lombanya bisa menang ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dapat menjadi penyemangat dalam mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla.

      Terimakasih doanya Kang Maman, barakallahu fiik.

      Hapus
  4. Pengalaman yang sangat berkesan dan mungkin tak terlupakan y Teh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman yang berkesan ini smoga berarti bagi pembaca.
      Smoga Allah limpahkan kemudahan kepada kita semua. Terimakasih mas Wahab.

      Hapus
  5. betapa indahnya menjalani ibadah ramadhan di tanah suci yah Mba Lady :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah mba Irawati H :)
      Ayooo tetap semangaaat di akhir Ramadan ini.

      Hapus
  6. Balasan
    1. kunaon merinding, Neng Nathalia ... AC nya kegedean? :D
      Haturnuhun .. smoga kisah nyata ini dapat bermanfaat.

      Hapus
  7. Mengapit atau menggapit ? ah aku tidak tahu tata bahasa yang benar. Karena tulisanku banyak yang salah ketik dan tidak karuan :)
    Ah pengen kesan, doa qunot 15 minit ? pingsan aku.

    BalasHapus
  8. Menggamit (gamit) BUKAN Mengapit (apit) Kang Djangkaru :) coba cek KBBI
    Menggamit = menyentuh, memberi isyarat, mendekat, mencolek.

    Dalam tulisan ini mendekat, menyentuh sambil memberi isyarat (supaya merapatkan shaf sholat).

    Hiyaahh gubraaak Kang Bumi pingsan :p
    curiga waktu sekolah jarang ngikut Upacara Bendera niy :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditempatku, solat terawih 23 rekaat hanya setengah jam selesai. Itupun sudah terasa lamaaa sekali.

      Hapus
  9. sangat mengharu birukan tulisan yang satu ini, semoga ayah dan bundanya tersenyum bahagia di surga-Nya.

    kecup hangat dari saya untukmu atuh..nih

    BalasHapus
  10. MashaAllah, suasananya begitu terasa walaupun saya hanya sekedar membaca artikel ini, kapan ya bisa pergi ke tanah suci :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. Semoga Allah mudahkan mas Ficri ke tanah suci, insyaAllah.

      Hapus
  11. Saya sudah datang ke sini dan membaca tulisan ini
    Terima kasih telah berkenan untuk ikut meramaikan Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid di blog saya
    Semoga sukses.

    Salam saya

    BalasHapus
  12. Ketika saya membaca tulisan di atas, bukan main saya langsung menerawang beberapa minggu yang lalu dimana saya melakukan sholat tarawih bersama di masjid dekat rumah saya. Suasananya luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kisah ini dapat menambah semangat,
      untuk sholat berjamaah di mesjid di setiap waktu sholat wajib (bagi pria),

      bukan hanya saat tarawih :) Terimakasih mas Cholil luar biasa :-bd

      Hapus
  13. Masya Allah... Senangnya bertemu saudara seiman. Barokallah, Mbak Lady...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa anti kadzalik, barakallahu fiik ... Ummi Nadliroh.

      Hapus
  14. sangat luar biasa, banyak orang yang menginginkan suasana seindah kisah diatas

    BalasHapus
    Balasan
    1. haturnuhun, sok mangga diantosan kadieui Mang bageur Lembu.

      Hapus
  15. mbak tinggal di Saudi ya?
    Hebat ya orang sana, qunut aja bisa sampai 15 menit, lah saya shalat aja nggak nyampe lima menit *aduh
    pasti rame banget ya jama'ah masjid sana ...

    BalasHapus
  16. Alhamdulilah. Semoga kisah ini dapat menginspirasi.
    InsyaAllah sholatnya mba Kautsar tetap khusyuk ... Syukran :-d

    BalasHapus
  17. @Merlina Frandez, thank you sir !

    BalasHapus

Thank you for supporting & Positive's Comments l Barakallahu fiikum.